Total Pageviews

Tuesday, September 7, 2010

Request Sorry Birth and Inner !

In a minute "Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah"
cool !, can meet the brothers of course .. which certainly can not wait the name "THR" is not it? hha .. I also waiting it! and do not forget to say "request sorry birth and inner" .. * for a while longer "Lebaran" my grandmother had come from Jakarta here (in Bandung)

Well essentially, " request sorry birth and inner " yeah !

Dibalik Kisah Seorang “Ayah”

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan,

yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu

tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan

menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba..
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,

Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’)
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir…
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut…
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak….. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu……

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia…..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:

“Ya Allah, ya Tuhanku …..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..

Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..


♥ ♥ :) ♥ ♥

Kisah Seorang Kakak dan Adik

*NYATA*

*Sebuah Kisah untuk kita renungkan dan jadikan motivasi.*

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal
memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!” Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku. ” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.”

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimimu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai
ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana! “Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga!

Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…” Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”

Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan
sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.

Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.

Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29. Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

*Bisakah kita memiliki jiwa besar seperti si adik yang seperti dalam cerita ?, … tapi bagaimanapun, yang namanya Saudara patut kita jaga dan kita hormati, apakah itu seorang adik atau seorang kakak. Karena apa arti hidup kalau tidak bisa membahagiakan sodara dan keluarga kita*



♥ ♥ :) ♥ ♥

Kunci Quiz Parampaa

Level 1 Klik tulisan mulai

Level 2 G=A (kata abang gue ini soal kunci-kunci gitar. Hue karna ga ngerti ngikut aja deh)

Level 3 Titik dihuruf i!

Level 4 .Tulisannya dibalik. Pertanyaannya Apakah bisa anda baca? Jawabannya ya. Pilih AY!!

Level 5 Huruf kelima dari “ALFABET” adalah B

Level 6 gerak-gerakin aja mousenya sampai ketemu tulisan yup! Warna hijau

Level 7 Jali (kurang ngerti kenapa)

Level 8 Perhatikan tanda tanya yang persis seperti soal

Level 9 Ingat semua urutan warnanya. Kalau sudah hafal klik OK!!

Level 10 ini pribahasa. B… hidup bercermin bangkai

Level 11 Kata kuncinya death = mati. Gerakan mouse menuju tulisan mati di matemika sampai tulisan matinya berwarna merah

Level 12 jawabannya d. X

Level 13 Hasil dari pertanyaan matematikanya adalah 13. Klik angka 13 pada level 13 di pojok kiri atas

Level 14 Klik hafalan warna di level 9 tadi berurutan. Merah, biru,kuning,merah,hijau

Level 15 Tekan space pada keyboard

Level 16 Langsung lari kepojok kanan atas sampai keluar gambar tangan pada kursor mouse

Level 17 Lewati jalan sempit itu sampai ke tanda panah. Jangan sampai menyentuh warna hitam

Level 18 Clue nya gambar panda. Klik huruf-huruf yang ada dipilihan menyusun tulisan PANDA

Level 19 Pelajaran derat jawabannya 21

Level 20 Perhatikan keyboard anda L-K-J-H-G-F- selanjutynya huruf D

Level 21 Jawabannya E, gue juga kurang ngerti. hehe

Level 22 Cut the wire! Potong pita merahnya! Ingat, pita merah bukan kabel merah!

Level 23 Klik angka 23 kolom ke 3 baris ke3

Level 24 Ingat lagi hafalan warna tadi. Jangan dibaca. Tapi sesuai warnanya

Level 25 Jangan menyentuh warna hijau. Caranya alihkan mouse melingkari,melewati menu bar,toolbar yang . so pasti ga nyentuh warna hijau donk?

Level 26 Jangan berkedip. Lihat yang warnanya hujau. 3 kota lain warna merah (kiri bawah)

Level 27 Gerakkan mouse dibawah hati-hati tanda nyawa kita. Ntar ketemu sama si cicak di level 17

Level 28 Dilevel ini, kita musti ngelewatin asteroid. Biar aman arahkan kursor mouse ke pojok kiri atas ampe ke menu bar juga boleh. Sampai pesawat kita ga keliatn lagi. Setelah semua asteroid lewat. Masuk ke cahaya pink.

Level 29 Susun puzzlenya! Lalu klik tanda titik di kiri bawah. Ikuti tanda panah tulisan click here

Level 30 Klik kabel merah

Level 31 Jangan sentuh warna merahnya. Cara menyeberanginya. Klik kanan tahan mousenyasampai nyeberang ke lingkaran next levelnya

Level 32 Klik TDAJ, ga ngeti juga kenapa.

Level 33 Pelajaran TIK kelas 1 SMA. Hehe. Angka binary 33 = 100001

Level 34 Klik hati-hati tanda nyawa kita.

Level 35 Hafalan warna lagi. Klik berurutan. Warna-warna di bom itu. Musti buru-buru sebelum bomnya meledak

Level 36 Tulisan Level 36 nya di klik tahan, trus di drop kebawah. Eh, ketemu deh sama tombol merah. Klik aja!

Level 37 He is. zibba

Level 38 Tembak si cowo. Jangan cewe. Tembak kepalanya.

Level 39 Aduh level berapa yak? Ya level 39 atuh

Level 40 Tekan panah arah kekanan di keyboard

Level 41 Klik titik ditanda seru. Nanti bakal tampil, seakan kita udah game over. Saba raja. Itu cumin becanda sih. Tunggu aja, bentaran kita lanjut lavel!

Level 42 Nanti bakal tampil, seakan kita udah game over. Sabarnaja. Itu cuman becanda sih. Tunggu aja, bentaran kita lanjut lavel!

Level 43 Klik pulau Lombok dipeta

Level 44 Klik angka 1 di 1=5

Level 45 Klik angka 45 di tulisan level 45. Karna jamnya membentuk sudut 45 derjat

Level 46 Gambar telur. Berarti EGG. Klik d tuts pianonya. Kalau ga ngerti tangga nada. tanya ke yang ngerti. Tapi kalau males . Klik yang pertama tuts ke 3 dari kiri 1 kali. Lalu tuts ke 5 dari kiri 2 kali

Level 47 Nah ini, nembak cowo di level 38. Sama kok posisinya. Suman kan rada gelap. Good luck

Level 48 Kurang ngerti juga. Jawabannya 11

Level 49 klik terus menerus mouse pas ditulisan run!! Biar kepitingnya lari. Musti cepet-cepet. Sebelum bomnya meledak

Level 50 Tekan 1 di keyboard

Level 51 Hindari rintangan-rintangan itu. Jangan sampai nyentuh. Sampai nyampe di gambar gembok. Masukin kuncinya.

Level 52 Drag tanda kurang (-) pilihan 7x-5y, ke tengah-tengah angka 52. Di tulisan level 52. 5-2= 3 kan? hehe

Level 53 Tekan huruf S di keyboard. Si abk kapal bilang. Kapten Awas!! Ada eS!

Level 54 Ada 5. K,A,C,M,dan T

Level 55 Jawabannya = tulisan ini. Ketik di keyboard” tulisan ini

Level 56 Geser aja tulisan bulannya ke bawah. Eh ada jawabannya! :P

Level 57 Rub artinya gosok atau geser. Gerak-gerakkan mousenya dititik danda serus secara cepat.

Level 58 komplementer, ga ngerti juga. Jawabannya kuning

Level 59 kebalikan sebelumnya. Hujau-orange-ungu-hijau-merah

Level 60 klik dihuruf-huruf pilihan nama penyanyinya “BONO” hehe

Level 61 Nicholas cage c-a-g-e, 1-6-5-3

Level 62 Do nothing. Ya ga ngapa-ngapain. Diem aja

Level 63 Lawannya adam= hawa, hawa-eve. Klik eve di tulisan lEVEl

Level 64 si parampaa donk!

Level 65 masih inget hapalan warna? Nah.. inget tokoh-tokoh itu warnanya apa. Mr.crab, smurf,the Simpsons,mr. crab,parampaa

Level 66 INDONESIA SATU. Berati ONE, ketik di keyboard o-n-e

Level 67 end this day. Klik titik setelah kata day! Lalu, klik matahari, yang terkhir klik pohon.

Level 68 FIFA tekan F1F4 di keyboard

Level 69 Huruf tengah dari HEART berarti A. klik A

Level 70 jawabnya 10

Level 71 Tekan shift + 6 agak lama

Level 72 Tangkap angka 2 dari angka-angka yang berjatuhan. Drag ke sebelah angka 7.

Level 73 urutannya disket besar,disket kecil,cd,usb,harddisk

Level 74 Jangan pilih yang kotak,kecil dan menangis. Berarti pilih lingkaran,besar dan tersenyum

Level 75 Klik her!

Level 76 Klik kanan layar, lalu klik kiri. Arahkan mouse ke huruf O “mouse” Nanti akan keluar sinar hijau. Ikuti arahnya klik diujung arah panan hijau. Level 77

Level 78 Drag tulisan mouse ke kotak smile disamping kiri yang otomatis muncul

Level 79 Tulis “Try Again”

Level 80 Tulis “The Cranberries”

Level 81 Pilih jawaban 13

Level 82 KLik Ok. Drag bomnya lalu klik huruf G

Level 83 Tunggu hingga detik “ke-3″, akan ada tulisan “S7OP”, klik tulisan S7OP-nya

Level 84 Tekan tanda Tanya (?) di keyboard

Level 85 Ketik “level 85″, ketik “”, ketik “you’re welcome”

Level 86 Klik “bagian tengah lingkaran bagian bawah pada angka 8″ tulisan “level 86″

Level 87 Tunggu kuncinya masuk. Lalu tekan enter

Level 88 Tekan F8 di keyboard lalu pilih safe mode

Level 89 Klik buku berwarna “Biru-Ungu-Kuning-Ungu”

Level 90 pilih lambing omega dan 69

Level 91 Hanya bermain, menuju tanda panah (lewat kesebelah kanan dulu) .

Level 92 Klik warna “hijau-merah-kuning-biru-merah”

Level 93 Hitung dengan tepat dan cepat jumlah bola merah!

Level 94 Klik budi

Level 95 Tunggu latar sampai berwarna hijau. Dan klik lanjut?

Level 96 Klik “mata, bintik tangan, duri di kepala, latar merah, rumput” secara berurutan

Level 97 Klik semua tombol merah yang ada disetiap bom

Level 98 Butuh kecepatan tangan dan koordinasi mata yg baik. Arahkan kursor mouse kelingkaran yanga da. Ikuti jalan lingkaran itu.lingkaran terkecil ada di antara “level & 98″.

Level 99 masuk aja twitternya (twitter.com/masova), liat arah jam 3

Level 100 dan lihat apa yang kamu dapatkan

Monday, September 6, 2010

Snow Patrol - Chasing Cars

We'll do it all
Everything
On our own

We don't need
Anything
Or anyone

If i lay here
If i just lay here
Would you lie with me
And just forget the world

I don't quite know
How to say
How I feel

Those three words
Are said too much
But not enough

If I lay here
If i just lay here
Would you lie with me
And just forget the world

Forget what we're told
Before we get too old
Show me a garden
Thats bursting into life

Let's waste time
Chasing cars
Around our heads

If I lay here
If i just lay here
Would you lie with me
And just forget the world

Forget what we're told
Before we get too old
Show me a garden
Thats bursting into life

All that I am
All that I ever was
It's here in your perfect eyes
They're all I can see

I don't know where
Confused about how as well
Just know that these things
Will never change for us at all

If I lay here
If i just lay here
Would you lie with me
And just forget the world